Per unit dosis vial (UDV) Ipratropium bromida 0.52 mg, salbutamol sulfat 3.01 mg.
Penatalaksanaan bronkospasme reversibel yg terkait dengan penyakit paru obstruktif & serangan asma akut pada pasien yang membutuhkan lebih dari satu bronkodilator tunggal.
Serangan akut 1 unit vial dosis dapat ditingkatkan menjadi 2 unit vial dosis pada kondisi yang berat/parah. Pemeliharaan : 1 unit vial dosis 3-4 x/hr.
Hipersensitivitas terhadap derivat atropin. Kardiomiopati obstruktif hipertrofi atau takiaritmia.
Hipersensitivitas. Segera hentikan pemakaian jika terjadi bronkospasme paradoks. Hindari kontak dengan mata. Pasien berisiko terkena glaukoma, DM tidak terkontrol, MI yg belum lama terjadi, gangguan jantung organik atau vaskular berat, hipertiroidisme, phaeochromocytoma, risiko glaukoma sudut sempit, hipertrofi prostat atau obstruksi kandung kemih. Pasien dengan penyakit jantung berat misalnya, penyakit jantung iskemik, aritmia atau gagal jantung berat. Pantau kadar serum K. Sistik fibrosis. Dispnea akut dan cepat memburuk. Hindari penggunaan yang dalam jangka panjang. Insufisiensi hepatik atau ginjal. Dapat mengganggu kemampuan menyetir atau mengoperasikan mesin. Hamil & laktasi.
Sakit kepala, iritasi tenggorokan, batuk, mulut kering, ggn motilitas sal cerna (misalnya konstipasi, diare & muntah), mual & pusing.
Pemberian bersamaan kronis Combivent dengan obat antikolinergik lainnya. Peningkatan efek samping dengan turunan xantin, β-adrenergik dan antikolinergik. Peningkatan hipokalemia dengan digoksin, turunan xantin, glukokortikosteroid & diuretik. Mengurangi efek bronkodilator dengan β-bloker. Peningkatan efek β-adrenergik oleh MAOI atau TCA. Efek KV meningkat dengan halotan, trikloroetilena & enfluran.
R03AL02 - salbutamol and ipratropium bromide ; Belongs to the class of combination of adrenergics with anticholinergics, that may also include a corticosteroid. Used in the treatment of obstructive airway diseases.
Combivent inhalation soln
(unit dose vial) 2.5 mL x 20 × 1's