Bahasa Concise Prescribing Info
Komposisi
Azatioprin.
Indikasi/Kegunaan
Pengobatan pd pasien yg menerima transplantasi organ, hepatitis aktif kronik, AR berat, lupus eritematosus sistemik, dermatomiositis, pemfigus vulgaris, poliarteritis nodosa, anemia hemolitik yg didapat, purpura trombositopenia idiopatik. Kondisi selain transplantasi: Refrakter thd kortikosteroid saja, atau terkontrol dg kortikosteroid pd dosis yg menimbulkan atau mungkin menimbulkan efek samping berat & tujuan utamanya yaitu utk mengurangi kebutuhan penggunaan steroid, atau kortikosteroid merupakan kontraindikasi.
Dosis/Cara Penggunaan
Dws & anak Utk mencegah reaksi penolakan transplantas & meminimalkan toksisitas Dosis awal: 3-5 mg/kg BB/hr, mulai pd saat transplantasi dilakukan. Biasanya diberikan sebagai dosis harian tunggal pd hr tsb & pd sebagian kecil kasus yaitu hingga 3 hr sblm transplantasi. Pasien yg tdk tahan thd pengobatan oral, dimulai dg pemberian garam natrium secara IV, dilanjutkan dg tab salut selaput (pd dosis yg sama) ssdh periode pasca op. Dosis rumat: 1-3 mg/kg/hr. Terapi utk semua kondisi Dosis lazim: 2-2.5 mg/kg BB/hr peroral. Hepatitis aktif kronik 1-1.5 mg/kg BB/hr per oral.
Pemberian
Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan : Lebih dianjurkan utk diberikan pd saat atau ssdh makan utk mengurangi rasa tdk nyaman pd GI.
Kontraindikasi
Hipersensitif thd azatioprin & 6-merkaptopurin (6-MP).
Perhatian Khusus
Hentikan penggunaan jika mulai terlihat ikterus; jika tjd atau diduga tjd sindrom aktivasi makrofag. Tdk dianjurkan pd pasien dg hipersensitivitas thd 6-MP. Jangan menerima imunisasi dg vaksin organisme hidup sampai minimal 3 bulan ssdh pengobatan berakhir. Pantau respons hematologis; CBC termasuk trombosit selama 8 minggu pertama terapi & ulangi setiap bulan atau dengan interval ≤3 bln jika digunakan dosis tinggi atau jika terdapat gangguan ginjal &/atau hati berat; hepatotoksik & LFT selama pengobatan. Segera hentikan pengobatan jika ada tanda-tanda pertama penurunan jumlah darah yg tdk normal. Penggunaan jangka panjang jika dosis efektif dihentikan pada SLE disertai nefritis, dpt menyebabkan kekambuhan yg serius. Hentikan terapi secara bertahap. Depresi sumsum tulang; infeksi sekunder yg parah; kelainan kromosom; limfoma sel T hepatosplenik; hepatitis B. Pasien dg defisiensi bawaan enzim thiopurine methyltransferase (TPMT). Pemberian ribavirin scr bersamaan; obat yg diketahui menghambat TPMT misalnya olsalazin, mesalazin atau sulfasalazin; obat sitostatik atau obat dg efek myelosupresi; golongan penghambat xantin oksidase misalnya allopurinol, oxipurinol &/atau tiopurinol; agen yg bekerja pd sisteem neuromuskular misalnya tubokurarin atau suksinilkolin. Ggn fungsi imun sementara pasca paparan prednison thd bayi selagi di dalam rahim. Peningkatan risiko terjadinya kelainan limfoproliferatif & keganasan lainnya, kanker kulit (misalnya melanoma & non-melanoma), sarkoma (misalnya Kaposi & non-Kaposi) & kanker serviks uterus in situ; Ggn limfoproliferatif terkait EBV; imunosupresi berlebihan. Batasi paparan sinar matahari & sinar UV, kenakan pakaian pelindung & gunakan tabir surya dg faktor perlindungan tinggi utk pasien dg peningkatan risiko kanker kulit. Riwayat infeksi virus varicella zoster; hindari penggunaan pd pasien dg cacar air atau herpes zoster. Jangan berikan terapi jika timbul tanda atau gejala pertama yg menunjukkan leukoensefalopati multifokal progresif. Ggn ginjal &/atau hati. Tdk utk diberikan utk pasien yg hamil atau kemungkinan besar akan hamil. Tdk dianjurkan utk menyusui. Anak dg kelebihan berat badan. Lansia.
Efek Samping
Infeksi virus, jamur, &U bakteri pd pasien penerima transplantasi (dlm kombinasi dg obat imunosupresan lain); kegagalan fungsi sumsum tulang, leukopenia. Trombositopenia; mual.
Interaksi Obat
Berkurangnya respons thd vaksin yg dimatikan dg kortikosteroid. Menyebabkan mielosupresi berat jika diberikan bersamaan dg ribavirin. Menyebabkan kelainan hematologis yg serius jika diberikan bersamaan dg obat sitostatik atau mielosupresan, ACE inhibitor. Peningkatan efek mielosupresif jika diberikan bersamaan dg simetidin & indometasin. Aktivitas xantin oksidase dihambat oleh allopurinol, oksipurinol & tiopurinol. Penurunan metabolisme oleh inhibitor xantin oksidase lainnya misalnya febuxostat. Efek antagonis dari relaksan otot non-depolarisasi misalnya kurare, d-tubokurarin, pankuronium. Potensi blokade neuromuskular suksinilkolin. Penghambatan enzim TPMT pd pemberian bersama dg derivat aminosalisilat misalnya olsalazin, mesalazin, atau sulfasalazin. Menyebabkan peningkatan sementara kadar 6-TGN & penurunan rata-rata jumlah leukosit jika diberiakn dg infliximab. Menghambat efek antikoagulan warfarin & asenokumarol.
Klasifikasi MIMS
Disease-Modifying Anti-Rheumatic Drugs (DMARD) / Imunosupresan
Klasifikasi Kimiawi Terapeutik Anatomis
L04AX01 - azathioprine ; Belongs to the class of other immunosuppressants.
Bentuk Sediaan/Kemasan
Form
Imuran tab 50 mg
Packing/Price
100's
Register or sign in to continue
Asia's one-stop resource for medical news, clinical reference and education
Already a member? Sign in
Register or sign in to continue
Asia's one-stop resource for medical news, clinical reference and education
Already a member? Sign in